KELAS FOTOGRAFISEBUAH JURNAL FOTOGRAFI
HUBUNGAN APERTURE DAN DEPTH OF FIELD
August 25, 2013
Memahami Aperture
Istilah depth of field (DOF) merupakan salah satu dasar yang harus dipahami ketika kita belajar fotografi. Depth of field selalu berkaitan dengan aperture (bukaan lensa) atau sering juga disebut dengan diafragma. Salah satu kelebihan kamera dslr (digital single lens reflex) adalah adanya fitur yang memungkinkan untuk mengatur seberapa besar bukaan lensa secara leluasa.
Menurut Wikipedia definisi aperture atau bukaan adalah bilangan yang menunjukkan korelasi panjang fokus lensa terhadap tingkap. Sebagai contoh, lensa dengan panjang fokus 100mm, pada pengaturan bukaan 4 (f/4), mempunyai arti bahwa diafragma pada lensa tersebut sedang terbuka dengan diameter 25mm. Dengan kata lain, aperture adalah ukuran seberapa besar lensa terbuka (bukaan lensa) saat kita mengambil foto.
Aperture bekerja seperti pupil mata, saat cahaya terang pupil mata mengecil, sebaliknya saat cahaya gelap pupil mata membesar. Demikian pula aperture atau diafragma pada kamera. Dengan kata lain, untuk mengontrol kapasitas cahaya yang dibutuhkan, mainkan aperture kamera.
Saat kita menekan tombol shutter, lubang di depan sensor kamera kita akan membuka, nah setting aperture-lah yang menentukan seberapa besar lubang ini terbuka. Semakin besar lubang terbuka, makin banyak jumlah cahaya yang akan masuk terbaca oleh sensor. Aperture biasanya dilambangkan dengan huruf f. Nilai aperture umumnya merupakan urutan 1, 1.2, 1.4, 2, 2.8, 4, 5.6, 8, 11, 16, dan seterusnya.
Aperture atau bukaan dinyatakan dalam satuan f-stop. Sering kita membaca istilah bukaan/aperture 5.6, dalam bahasa fotografi yang lebih resmi bisa dinyatakan sebagai f/5.6. Seperti diungkap diatas, fungsi utama aperture adalah sebagai pengendali seberapa besar lubang didepan sensor terbuka. Semakin kecil angka f-stop berarti semakin besar lubang ini terbuka (dan semakin banyak volume cahaya yang masuk) serta sebaliknya, semakin besar angka f-stop semakin kecil lubang terbuka.
Jadi dalam kenyataannya, setting aperture f/2.8 berarti bukaan yang jauh lebih besar dibandingkaan setting f/22 misalnya (kamu akan sering menemukan istilah fully open jika mendengar obrolan fotografer). Jadi bukaan lebar berarti makin kecil angka f-nya dan bukaan sempit berarti makin besar angka f-nya.
Memahami Depth of Field
Depth of field – DOF, adalah ukuran seberapa jauh bidang fokus dalam foto. Depth of Field (DOF) yang lebar berarti sebagian besar obyek foto (dari obyek terdekat dari kamera sampai obyek terjauh) akan terlihat tajam dan fokus. Sementara DOF yang sempit (shallow) berarti hanya bagian obyek pada titik tertentu saja yang tajam sementara sisanya akan blur/ tidak fokus.
Untuk mendapatkan DOF yang lebar gunakan setting aperture yang kecil, misalkan f/11 (makin kecil aperture makin luas jarak fokus) – lihat contoh foto diatas. Sementara untuk mendapat DOF yang sempit, gunakan aperture sebesar mungkin, misal f/2.8 – lihat contoh foto dibawah.
Lensa juga berpengaruh terhadap seberapa sempit dan lebar DOF, misalnya lensa telephoto (dengan focal length yang panjang) dan lensa makro memiliki DOF yang lebih sempit daripada lensa lebar (wide angle). Konsep foto yang dihasilkan Konsep Depth of Field ini akan banyak berguna terutama dalam fotografi portrait dan fotografi makro, namun sebenarnya semua spesialisasi akan membutuhkannya.
Bagi kamu yang ingin belajar lebih lanjut tentang hubungan aperture dan depth of filed, cobalah untuk mulai membiasakan menggunakan kamera pada mode Aperture Priority yang biasa disimbolkan dengan huruf Av atau A pada kamera. Lebih lanjut lagi dapat menggunakan mode Manual yang biasa disimbolkan dengan huruf M.sumber by: https://kelasfotografi.wordpress.com/2013/08/25/hubungan-aperture-dan-depth-of-field/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar